Masalah ini yang coba dipecahkan dosen dan peneliti dari STMIK Bina Patria (Bipa) Magelang, Ir Wijaya Widjanarka Natasaputra MEng dan Sukris Sutiyatno MM MHum. Kepada Suara Merdeka, Wijaya mengatakan, siswa SMA seringkali sulit memecahkan soal matematika dan aljabar.
Ia pun berpikiran untuk mengujicobakan Matlab, program berbentuk software yang biasa digunakan untuk pembelajaran matematika di tingkat perguruan tinggi (PT). "Sejauh ini siswa memakai program struktural seperti Pascal, C, dan Basic dalam membantu memecahkan masalah. Mereka biasanya butuh berlembar- lembar kertas untuk menjawab. Tentu ini merepotkan dan membuat pusing," katanya, kemarin.
Untuk itu, ia mencoba mengenalkan program Matlab ke siswa. Melalui penelitian yang dibiayai hibah dari Kemenristek Dikti 2015, ia melakukan penelitian di SMA 1 Bandongan dan SMA El Shadai Magelang selama tiga bulan pada akhir tahun lalu dengan 24-26 siswa per kelas.
Lebih Mudah
"Saya adakan pelatihan Matlab dengan metode pembelajaran kreatif-inovatif. Lalu memandu siswa menggunakan Matlab yang lebih ringkas dibanding program struktural. Dengan Matlab, cukup selembar saja masalah matematika dan aljabar sudah bisa dipecahkan," katanya. Matlab sudah dipakai di universitas dan dikenalkan sejak semester pertama.
Melalui penelitian ini, ia ingin mengenalkan sejak dini pada siswa SMA untuk kesiapan mereka melanjutkan ke jenjang lebih tinggi lagi. Yang menarik dari program Matlab ini, siswa dapat belajar membuat grafik 3D yang sulit diwujudkan dengan program terstruktur. Dari penelitian ini dibuktikan, siswa jadi lebih mudah memecahkan masalah matematika dan aljabar.
"Mereka justru lebih senang dengan Matlab ini dibanding program terstruktur karena disampaikan dengan metode pembelajaran inovatif kreatif. Ini juga membuktikan teknologi dari universitas dapat diterapkan di sekolah menengah," ungkapnya. Sukris Sutiyatno MM MHum menambahkan, usai penelitian, pihaknya langsung memberikan program Matlab ini kepada para siswa dan guru secara gratis.
Termasuk CD tutorial dan buku ajar yang dapat digunakan untuk belajar para siswa secara mandiri. "Dengan mudahnya memecahkan masalah matematika dan aljabar, kami harap anak-anak makin mencintai kedua ilmu pengetahuan itu. Tidak perlu takut untuk terus belajar dan mencoba sesuatu hal yang baru," imbuhnya. (H88-95).
Has laoreet percipitur ad. Vide interesset in mei, no his legimus verterem. Et nostrum imperdiet appellantur usu, mnesarchum referrentur id vim.
0 komentar:
Posting Komentar